Foto: ANTARA FOTO/AJI STYAWANJakarta -
Munculnya virus Corona varian Delta memunculkan pertanyaan apakah vaksin yang digunakan di sekarang ini efektif melawan varian tersebut. Terlebih data menampilkan varian Delta yang pertama kali didapatkan di India itu lebih singkat penularannya.
Pengembang vaksin di seluruh dunia tengah menjalankan observasi terhadap efektivitas vaksin buatannya terhadap varian Delta. Bagaimana dengan vaksin Sinovac?
Para peneliti di China menyampaikan vaksin Sinovac masih efektif dalam meminimalisir risiko permasalahan simptomatik dan tanda-tanda parah yang disebabkan oleh varian Delta. Ini menghasilkan vaksin tersebut menolong respons kekebalan untuk melawan varian Delta.
Hal ini didasarkan pada analisis bisul di kota Guangzhou, dan Zhong. Vaksin Sinovac masih sanggup menampilkan perlindungan, lantaran tidak satu pun dari mereka yang divaksinasi di provinsi Guangdong selatan, di mana permasalahan pertama varian Delta di China ditemukan, mengalami tanda-tanda parah.
Semua permasalahan yang parah berasal dari orang yang tidak divaksinasi.
Juru bicara Sinovac Liu Peicheng menyampaikan terhadap Reuters hasil permulaan efektivitas Sinovac terhadap varian Delta menurut sampel darah dari mereka yang divaksinasi, menampilkan penghematan tiga kali lipat dalam imbas penetral terhadap Delta.
"Suntikan booster sanggup dengan segera memicu reaksi antibodi yang lebih mempunyai dampak dan tahan usang terhadap varian Delta," beber Peicheng.
Kemunculan varian Delta ini juga menghasilkan beberapa negara menyerupai Thailand dan Indonesia bertujuan menyuntikkan vaksin porsi penguat terhadap tenaga kesehatan untuk melindungi mereka dari bisul COVID-19.
Simak Video "Benarkah Virus Corona Varian Delta Bisa Menular dengan Berpapasan?"
[Gambas:Video 20detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar