Jakarta - Rekomendasi modern para dokter tidak lagi memasukkan Oseltamivir dan Azithromycin sebagai obat terapi utama COVID-19. Padahal, obat-obat tersebut ada dalam paket isolasi dapat bangun diatas kaki sendiri (isoman) COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Gimana tuh?
Perubahan usulan obat untuk isoman tercantum dalam Revisi Protokol Tatalaksana COVID-19. Rekomendasi disusun oleh 5 perhimpunan profesi dokter spesialis, yakni:
- Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)
- Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
- Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN)
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Dalam usulan tersebut, Oseltamivir cuma diberikan pada pasien isoman yang dicurigai memiliki koinfeksi influenza. Sedangkan Azithromycin cuma diberikan jika ada kecurigaan koinfeksi mikroorganisme atipikal.
Sementara itu, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Oseltamivir dan Azithromycin tergolong dalam paket B untuk pasien isoman COVID-19 bergejala ringan. Lengkapnya, paket tersebut berisi obat-obat selaku berikut:
- Multivitamin
- Azithromycin 500mg
- Oseltamivir 75mg
- Parasetamol tab 500mg
Dokter seorang andal paru dan staf pengajar Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (FKUI), dr Rara Diah Handayani, SpP(K) menyebut, pergantian usulan obat masuk akal terjadi karena menyesuaikan hasil penilaian dan bukti klinis seiring penggunaan obat.
Namun karena informasi terkait penggunaan obat oleh pasien COVID-19 ini masih terus berkembang, ia menyarankan mudah-mudahan obat antivirus menyerupai oseltamivir cuma disantap jika pasien COVID-19 mengantongi tawaran dokter.
"Intinya akan lebih baik jika kita betul-betul berkonsultasi terhadap andal sebelum mendapat terapi," terangnya dalam diskusi daring, Jumat (16/7/2021).
"Memang acap kali di banyak sekali negara itu kombinasi mana yang diambil. Beberapa negara di Eropa tidak menggunakan fapiviravir, tidak menggunakan oseltamivir, juga tidak menggunakan remdesivir. Tapi ia menggunakan beberapa antivirus yang lain. Kaprikornus memang diubahsuaikan dengan keputusan masing-masing negara. Biasanya dilaksanakan dahulu evaluasi," pungkasnya.
Simak Video "Penjelasan Dokter Soal Penggunaan Obat Oseltamivir Bagi Pasien Corona di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]